(Diskusi bersama dengan narasumber Mariyatul Qibtiyah,S.Si.Sp.FRS,Apt dari RSUD dr. Soetomo Surabaya)
Permasalahan dalam Penggunaan antimikroba khususnya antibiotik yang tidak bijak, tidak terkendali, dan Pencegahan Infeksi (PPI) yang kurang optimal, merupakan sebab utama rumah sakit mengalami peningkatan insiden HAis.
Penanggulangan masalah resistensi antimikroba tersebut hanya dapat dituntaskan melalui gerakan global yang terlaksana secara serentak, terpadu dan berkesinambungan. RSUD dr. R. Koesma kabupaten Tuban sebagai rumah sakit rujukan, telah pro aktif menyikapi masalah tersebut serta menyadari pentingnya implementasi terhadap Program Pengendalian Resistensi Antimikroba, melalui kegiatan pelatihan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).
Pelatihan PPRA yang diselengarakan pada tanggal 04 s/d 06 Oktober 2018 di Aula Ronggolawe RSUD dr. R. Koesma kemarin, diikuti sebanyak 56 (lima puluh enam) peserta aktif yang terdiri dari bagian medis dan beberapa tenaga profesional lainnya.
Mengawali kegiatan, Sekretaris panitia pelatihan PPRA Duwit Tantono, SH melaporkan penyelenggaraan pelatihan dihadapan Direkrtur RSUD dr. R Koesma dr. H. Saiful Hadi serta seluruh peserta yang hadir. Beliau menyampaikan, bahwa maksud dan tujuan diselenggarakannya pelatihan PPRA, agar peserta memahami kebijakan nasional pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit, serta dapat melaksanakan PPRA dalam standar nasional akreditasi rumah sakit SNARS edisi 1. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan oleh Direktur RSUD dr. Koesma Kabupaten Tuban. Kegiatan PPRA resmi dibuka tepat pada pukul 08.15 WIB .
Penyelenggaraan pelatihan PPRA yang dikuti hampir 60 Peserta tersebut, menghadirkan narasumber-narasumber yang berkompeten pada bidangnya, yang dibagi dalam beberapa sesi dan diksusi. Pada hari pertama, yang merupakan sesi pembuka diisi oleh dr. Rr. Noverita Rochshitasari,Sp.A, yang menyampaikan materi tentang Plant Of Action Program PPRA dan Peran Surveilans dalam PPRA. Dilanjutkan sesi kedua oleh dr. A. Syaifuddin Zuhri.H.S,Sp.OG tentang Manajemen Infeksi dan Optimalisasi Penggunaan Antibiotik. Lalu pada sesi ketiga, tentang Prinsip Penggunaan Antibiotik Terapeutik yang disampaikan oleh dr. Pungky Mandayato Wibowo,Sp.PD.
Pada hari berikutnya jumat 07/10/2018, sesi keempat pelatihan PPRA diisi oleh dr.Zainul Arifin, Sp.PK tentang Peran Laboratorium dalam PPRA, dilanjutkan sesi kelima oleh Supriyati,S.Kep.Ns tentang Peran PPI dan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba. Setelah itu, sesi keenam DR. Syafiuddin Zuhri.H.S,Sp.OG yang menyampaikan materi tentang Prinsip Penggunaan Antibiotika Profilaksis pada Pembedahan Secara Bijak.
Dihari ketiga yang merupakan hari terakhir pelatihan PPRA, dr.Rr. Noverita Rochshitasari,Sp.A diberi kesempatan untuk menyampaikan materi tentang Prinsip Dasar Surveilans Penggunaan Antibiotik di rumah Sakit. Lalu dilanjutkan sesi kedelapan sekaligus merupakan puncak kegiatan pelatihan PPRA, berisi materi dan diskusi tentang Audit Penggunaan Antibiotik Kuantitatif (DDD) dan kualitatif (Gyssen), yang disampaikan oleh Mariyatul Qibtiyah,S.Si.Sp.FRS,Apt dari RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Diakhir acara, para peserta pelatihan PPRA menyempatkan diri untuk berdoa, beramah tamah dan foto bersama dengan para narasumber.
Press Release
Humas RSUD dr.R Koesma Kabupaen tuban